After The Flood in Cisadane


After The Flood in Cisadane

Film dokumenter Leonardo DiCaprio yang berjudul “Before the Flood”, merupakan film yang diproduksi oleh National Geographic. Menceritakan tentang perubahan iklim, ini juga dibarengi oleh naiknya Lonardo DiCaprio jadi duta PBB. Film ini mendokumentasikan perjalanan DiCaprio selama 3 tahun, ke setiap sudut dunia yang merasakan dampak buruk dari perubahan iklim. Film ini juga bertujuan untuk memberikan orang rasa khawatir, yang membuat mereka memahami hal-hal yang sudah membahayakan bumi.

Tentu saja perubahan iklim bisa dibilang merupakan salah satu yang harusnya paling dipikirkan di dunia. Tapi masih banyak orang-orang yang menganggap kalau perubahan iklim masih belum terasa. Sebagai contoh dalam film tersebut mereka juga mengambil cuplikan beberapa petinggi negara yang sangat tidak peduli dengan perubahan iklim. Salah satu adegan Donald Trump yang membuat jokes tentang perubahan iklim.

Hal ini tentu saja juga sudah membuktikan bahwa perubahan iklim ini sendiri juga terjadi karena perilaku manusia yang tidak peduli dengan kesehatan bumi. Satu hal yang saya ingat dari adegan film ini adalah, dimana DiCaprio datang ke India dan bertemu seorang wanita. Pada saat itu India merupakan negara dengan penyumbang karbon terbanyak ke-3, namun pada saat tahu faktanya. Justru masyarakat India lah yang terkena dampak perubahan iklim.

Berawal dari ketidak pedulian kita terhadap alam, malah mengakibatkan kerugian bagi masyarakat lain. Sebagai halnya yang dilakukan Amerika karena sangat ketagihan dalam hal fossil. Sampai akhirnya merugikan warga setempat seperti di India.

Hal ini juga berbanding sama dengan warga sekitra sungai Cisadane. Sungai Cisadane adalah salah satu sungai besar di Tatar Pasundan, Pulau Jawa, yang bermuara ke Laut Jawa. Sungai Cisadane memiliki mata air di Gunung Kendeng dan umumnya hulu sungai ini berada di lereng Gunung Pangrango dengan beberapa anak sungai. Berawal di G. Salak, melintas di sisi barat Kabupaten Bogor, terus ke arah Kabupaten Tangerang dan bermuara di sekitar Tanjung Burung.

Pada 10 Oktober 2021, sungai Cisadane sempat viral karena warna sungainya yang berwarna merah. Pada saat ditelusuri ternyata itu dari pewarna makanan yang terbuang di sungai (Kompas,2021). Hal ini juga sudah membuktikan bahwa banyak orang yang melakukan pembuangan sampah di sungai Cisadane.



Sumber: Liputan6.com

 

Dulunya sungai ini dapat dilayari perahu kecil, namun karena banyaknya sampah dan kotornya sungai tersebut. Sekarang itu hanya menjadi sungai liar yang terkena sampah dan limbah plastik. Banyak warga mengatakan Sampah plastik tersebut merupakan sampah dari sungai bogor yang terhampas hujan hingga akhirnya berhenti di sungai Cisadane.

(Kompas,2022) Januari lalu sungai Cisadane meluap dan mengakibatkan setidaknya 6 rumah di Bogor terendam banjir. Banjir tersebut dikarenakan hujan lebat, namun banyak juga yang mangatakan karena tersumbatnya air di sungai Cisadane. Peristiwa ini pun tidak hanya sekali tapi setiap tahun terjadi di daerah Cisadane.



Sumber: Kompas.com

Saya mewawancarai Liem Edi salah satu pengendara perahu dan orang yang tinggal di Cisadane. Dia mengaku alasan sungai Cisadane bau dan juga mudah banjir itu dikarenakan aliran sungai dari Bogor. Dia merasa pemerintah Tangerang sudah melakukan hal yang baik dari pembuatan DAM air sehingga meminimalisir kebanjiran. Tapi percuma saja jika masyarakat Bogor masih membuang sampah sembarangan, itu malah berdampak buruk bagi orang yang berada di Tangerang, karena bisa mengakibatkan banjir.



Liem Edi berpesan agar semuanya bisa menjaga kebersihan, mulai dari yang kecil bisa mengubah ke lingkungan yang lebih baik. Dia juga berharap agar tidak ada orang yang buang sampah sembarangan ke sungai, karena sungai itu merupakan tempat bernaungnya mahluk hidup dan sumber air. Selain itu agar menjadi tempat wisata yang bagus.

Kita juga sebagai manusia harusnya sudah menyadari beberapa tahun terakhir banyaknya bencana alam terjadi. Itu adalah karma yang kita terima dari sang pencipta, karena tidak menjaga lingkungan dengan baik. Sumber daya alam yang dirampas sampai habis, sehingga merugikan mahluk hidup yang ada di sekitar. Seperti kata Liem Edi bahwasannya kita bisa mulai dari yang kecil, karena akan membuat perubahan yang besar.

Komentar